Crying out for champions

i must change my tears to be a diomand next time

apa kah aku seorang Champions ? Pada saat nya kini air mata ini tak mampu kubendung sendiri. Saat pertama ku buka mata terpikir dibenakku apa jadinya diriku pada saat itu ?.

TERDIAM , dan tak sedikit katapun terlontar dari mulut ku saat melihat hasil pengumuman yang tertera di media INTERNET.


Ntah apa yang kurasakan pada saat itu. Kekecewaan yang tak henti membayangi di setiap aktivitasku. Mencoba bertahan dan bersikeras untuk tegar (walau tersenyum didalam tangisan) seperti membohongi diri sendiri.

GAGAL dan terus gagal selalu ku alami. yang jadi pertanyaan ku saat ini "mengapa hanya aku yang gagal ?" , aku inigin seperti teman-teman yang berhasil mengejar angan nya.

Tuhan mungkin punya rencana yang besar buat ku , ku berlari ke sebuah gubuk tua dan menyendiri (menipu diri yang sedang sedih).

WALAU pada akhir nya aku bisa tegar dengan dukungan bahkan perkataan dari ucapan TEMAN-TEMAN ku.Mereka berkata : " ini adalah awal dari kesuksesan mu !" , apa aku yakin ?. Apa aku percaya ?.

Yah ! , ntah lah , yang pasti yang kurasakan saat ini benar-benar pahit.

bermula dari sang Ibu yang menyuruh ku bekerja di suatu tempat yang menurut nya akan membesarkan hati nya. Dalam hati kecil ku berkata " Aku terpaksa ma ! , aku terpaksaaaa (jeritan ku sama sekali tak didengar).

Melihat sinar kesuksesan dari teman-teman ku , aku pun merasa bangga melihat mereka.
Yang sebentar lagi akan menggunakan ALMAMATER di setiap langkah kehidupan mereka sedangkan aku hanya memakai kaos oblong yang tak jelas arah hidupnya !

Aku dapat tersenyum di setiap perintah bahkan cacian dari orang-orang besar.

Sempat ku membangkang Kedua orang tua ku dan berkata " bu , aku akan sukses !. tapi bukan jalan seperti ini".

kedua orang tua ku hanya acuh tak acuh mendengarnya , hanya kakak ku yang mengerti apa yang telah ku alami saat ini.

MALAM TELAH LARUT

Sempat ku berpikir untuk melarikan diri dari serangkaian olokan-olokan. Tapi aku tetap tak bisa. Tak sanggup ku melihat linangan air mata ibu ku.

Yang hanya bisa aku lakukan hanya belajar , , , dan mencari kekurangan dari jati diriku.

Ku buka SALAH SATU BUKU "STAN" , soal-soal untuk masuk diperguruan tinggi tersebut.

Sambil meneteskan air mata, memikirkan "apa aku bisa masuk disini ?" disebuah gedung yang megah dan berisikan kaum-kaum PINTAR yang jenius ? , tak seperti saya yang Dungu dan selalu gagal disetiap ujian test.

Aku menangis . . . .aku merintih *walau aku pikir aku ini adalah lelaki* yang mesti tegar menghadapi hidup.

Tetap tak bisa mengelak air mata ini.

Setiap tetesan-tetesan yang jatus di pangkuan ku tak ingin ku hapus. kujadikan sebuah acuan bahwa aku akan berhasil kelak dan aku BUKTIKAN itu.

Tak mau ku sia-siakan air mata ini , keringat ini , dan sesak ini.

Hanya Tuhan yang bisa memberikan sedikit kekuatan buatku agar aku bisa ! dan yakin dengan apa yang kulakukan sekarang ini.

Yang mungkin tahun ini adalaha tahun yang terburuk dan yang paling menyakitkan dalam hidupku.

Tapi ini akan menjadi akhir dan menjadi tonggak kemenangan ku.

DEMI SEORANG IBU YANG AKU SAYANGI